JAYAPANGUS WEB

JAYAPANGUS merupakan media komunikasi muda Hindu. diterbitakn sejak akhir januari 2006 oleh KMHD ISI Yogyakarta. hubungi kami di: E-mail: red_jayapangus@yahoo.co.id phone :08175495575

Thursday, October 12, 2006

SEKILAS KMHD se- JOGJA

Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD) merupakan wadah perkumpulan generasi muda Hindu yang ada di masing-masing kampus. Keberadaannya telah banyak memberi arti bagi perkembangan baik bagi anggotanya, Kampusnya, maupun umat Hindu.
Dengan makin bertambahnya jumlah kampus di Jogja, berdampak makin bertambahnya pula jumlah KMHD, meski masih banyak kampus yang memiliki mahasiswa Hindu tapi belum memiliki KMHD. Dan yang lebih memperihatinkan lagi adalah adanya beberapa KMHD yang dulunya sangat Aktif namun sekarang sudah tidak pernah terdengar lagi kabarnya. Perjuangan teman-teman KMHD di lingkungan kampus yang dikelola Yayasan Agama lain juga patut diacungi Jempol, meski secara kelembagaan mereka kurang mendapat perhatian, namun mereka tetap berusaha menghimpun diri dan tetap berusaha menjaga persaudaraan sesama generasi muda Hindu.
Kegiatan antar KMHD di Jogja sebenarnya bukan hal baru, dari dulu kegiatan bersama seperti pembuatan ogoh-ogoh, Bakti Sosial, Kegiatan olah raga, perayaan hari raya bersama dll telah sering dilaksanakan. Dalam perkembangan selanjutnya muncul keinginan untuk semakin sering menggelar kegiatan bersama , membentuk wadah untuk memudahkan koordinasi , membina kerjasama dan meningkatkan peranan mahasiswa bagi perkembangan umat Hindu khususnya di Jogja . Oleh karena itu diperlukan sebuah forum atau wadah yang dapat menampung aspirasi masing-masing KMHD tersebut .
Maka sekitar pertengahan Agustus 2004 beberapa KMHD kemudian mulai berkoordinasi untuk merencanakan suatu kegiatan bersama, dimulai dari 4 KMHD akhirnya berkembang menjadi 12 KMHD bergabung dan membentuk kepanitiaan yang diberi nama Panitia Dharma Tula KMHD se-Jogja. Diketuai oleh Ketut Adi (UPN), Panitia ini berhasil menggelar acara Dharma Tula di Purna Budaya pada 5 Desember 2004 dengan menghadirkan nara sumber Ida Pedanda Made Gunung dari Bali .
Setelah sukses dengan acara tersebut Panitia Dharma Tula KMHD se Jogja diminta menjadi Pelaksana Bakti Sosial (Baksos) Nyepi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam kegiatan ini perkumpulan/ forum ini sudah berganti nama menjadi KMHD se-Jogja. Baksos menjelang Nyepi yang digelar di Gunung Kidul dan Banguntapan juga sukses dilaksanakan.
Ketika BOM Bali 2 meledak. Seluruh masyarakat kembali berduka, tidak tekecuali para pemuda Hindu Jogja. Dengan persiapan dadakan KMHD se- Jogja dibawah komando Yogi (UGM) mengelar malam renungan Bom Bali 2, dan beberapa hari kemudian diikuti dengan malam renungan bom Bali 1.
Meski stuktur organisasi yang belum jelas , namun KMHD se-Jogja masih tetap eksis. Menjelang Nyepi 2006 KMHD se-Jogja kembali menjadi pelaksana Baksos di Gunung Kidul dan aneka lomba di Banguntapan, pada saat itu yang menjadi koordinator adalah Gin-gin dari STIKES SURYA GLOBAL.
Rencana matang Futsal KMHD se-Jogja yang sedianya akan digelar akhir Mei 2006 terpaksa diundur karena Gempa melanda Jogja 2 hari sebelum hari pelaksanaan. Panitia futsal yang dikomandani Aan Juniarta (ISI) saat ini sudah mulai menggelar rapat intensif untuk kembali menggelar acara yang bertujuan membina sportifitas dan kekeluargaan antar KMHD se-Jogja ini. Rencananya kompetisi yang diikuti oleh 12 tim dari KMHD, PMHD dan Arama Bali akan dilaksanakan pada tanggal 23, 26, 26, 30 November dan 2, 3 Desember, masalah tempat saat ini masih diusahakan di autdoor UPN Veteran Yogyakarta.
Masih banyak hal yang bisa dilaksanakan KMHD se Jogja, meski hanya sebuah wadah komunikasi antar KMHD di Jogja namun peranannya sangat terlihat ditengah kurangnya gaung organisasi Kepemudaan Hindu semacam PERADAH dll. Semoga KMHD se-Jogja semakin solid dan menjadi kekuatan besar Hindu dari kaum muda.

Friday, October 06, 2006

data KMHD se JOGJA

MASUK KMHD? Penting Ngak sich?


Capek, harus pintar-pintar membagi waktu, ikut berbagai rapat dan kegiatan adalah resiko yang harus dijalani oleh mereka yang aktif di kegiatan organisasi mahasiswa seperti KMHD. Bagaimana tidak, jadwal kuliah yang sudah padat terutama bagi mahasiswa baru harus ditambah dengan berbagai kegiatan di KMHD, apalagi sebagai anggota baru di KMHD , biasanya banyak yang harus dipelajari sebagai salah satu bagian dari proses adaptasi dengan lingkungan baru. Berhadapan dengan bermacam kepala serta pemikiran tentu membutuhkan penyesuaian diri yang agak ekstra.
Namun sebagai umat Hindu yang percaya dengan hukum karma pala tentu kita akan berfikir bahwa setiap usaha yang dilakunan pasti akan membuahkan hasil. Baik atau buruk hasil yang kita terima tentulah tergantung dari seberapa kerja keras kita lakukan.
Beberapa teman yang dulu aktif di KMHD kami mintai pendapat tentang apa manfaat aktif di KMHD. Sebagian besar menjawab sangat banyak manfaat aktif di KMHD. Seperti halnya Ayu Malini (Cung) mantan pengurus MAHATMA mengatakan “ Yang paling penting dirasakan saat sekarang kerja di Bank Danamon adalah bagaimana kita bisa kerja dalam satu team (team work), kalau dulu kita aktif di KMHD kita akan terbiasa berkerja dengan banyak orang, bagaimana kita memahami orang lain , saling menghargai, dan bisa ngerti posisi orang lain”. Ade mantan anggota Swatika Taruna (SADAR) juga berpendapat senada:“ meskipun lingkupnya kecil namun KMHD bisa menjadi tempat menempa diri untuk bisa menerima perbedaan dan bekerjasama dalam satu team”. Sementara Santi mantan anggota KMHD UGM yang kini bekerja di KONI Tabanan menuturkan: “banyak mendapat pelajaran berharga setelah ikut di KMHD, tehnik berbicara kepada atasan , membuat perencanaan kegiatan, mengutarakan pendapat dalam rapat resmi dikantor yang aku kuasai saat ini merupakan sebagian pelajaran berharga yang didapat saat aktif di KMHD dulu”.
Tapi bukan hanya masalah kemampuan berorganisasi saja yang didapat jika kita aktif di KMHD, kita akan banyak mempunyai teman dan ini sangat penting baik ketika kita kuliah maupun nanti setelah kita lulus. Mendapat pasangan (baca: pacar) saat aktif di KMHD bukan lagi cerita baru, hal serupa juga dialami Yudia Kavia mantan ketua KMHD STIE YKPN. Kalau dicari akan banyak sekali cerita cinta lokasi yang dialami oleh teman-teman kita.
Lalu apa manfaatnya bagi bidang spiritual? Banyak hal yang bisa kita dapatkan.Tirta Yatra bersama, Dharma Shanti, Dharma Tula atau diskusi tentang agama sering dilakukan KMHD baik dalam lingkup KMHD masing-masing kampus maupun antar KMHD. Pengembangan seni budaya juga bisa semakin dipupuk, kegiatan pembuatan ogoh-ogoh, lomba penjor, lomba gebogan, lomba lagu rohani, Dhama Gita bisa diikuti.
Namun hal penting yang tidak boleh ditinggalkan adalah memupuk rasa persaudaran dan kekeluargaan . Bapak Ida Bagus Pudja yang ditemui disela-sela acara Laksana Widya Basya mengatakan pada awalnya KMHD dibentuk untuk membina rasa senasib sepenanggungan karena mahasiswa yang kuliah di Jogja sebagian besar kost dan tanpa keluarga sehinga jika terjadi apa-apa yang pertama dicari adalah teman terdekat (kost atau KMHD). Pendampingan kepada mahasiswa baru juga merupakan tujuan awal dibentuknya KMHD. Mahasiswa baru yang belum mengetahui seluk beluk Jogja selayaknya mendapat pendampingan oleh anggota KMHD yang lebih senior sehingga mahasiswa baru tidak sampai mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.
Kedepan acara-acara yang bersifat spiritual dan pengembangan pemahaman tentang agama Hindu harus semakin ditingkatkan. Sehingga pendapat sebagian pihak yang mengatakan bahwa KMHD hanya sekedar ajang kumpul-kumpul dan berfoya-foya bisa ditepis. KMHD hendaknya juga mulai membenahi diri, mulai dengan pendataan anggota sampai membuat program kerja yang jelas dan bermanfaat bagi kemajuan Umat Hindu pada umumnya dan anggota KMHD itu sendiri pada khususnya.

KMHD, organisasi atau Perkumpulan


Berbicara masalah organisasi kepemudaan Hindu di daerah Jogja, kita tidak akan lepas dari peranan organisasi kepemudaan yang dinamakan KMHD (Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma). KMHD ini ada dan terbentuk di dalam setiap lingkungan universitas yang ada di Jogja. Tentunya terbentuknya KMHD ini berdasarkan atas adanya persamaan yang dirasakan oleh anggotanya, yaitu sama-sama Mahasiwa dan beragama Hindu. Sebenarnya hal yang paling mendasar kenapa KMHD itu terbentuk adalah naluri alami manusia, dimana setiap manusia ingin hidup berkelompok dan berkomunitas. Ketidakmampuan manusia untuk hidup sendiri ini, dikarenakan oleh adanya keinginan setiap personal manusia untuk berbagi, dan dalam lingkungan KMHD ini kita bisa berbagi tentang banyak hal, terutama masalah-masalah keHinduan.
Dalam perjalanan selanjutnya, organisasi kepemudaan yang bernama KMHD ini dalam perkembangannya tentu saja mengalami permasalahan yang kemungkinan timbul, baik secara internal KMHD itu sendiri, maupun hubungannya dengan eksternal. Saya bukan orang yang kompeten untuk berbicara tentang sejarah KMHD, kapan terbentuknya? dan lain-lainnya. Dari pengalaman saya sempat aktif dalam salah satu KMHD, saya pendapatkan sedikit pelajaran berharga dalam berorganisasi, dan sedikit tidaknya mengenali apa yang menjadi permasalahan yang mungkin dihadapi oleh organisasi yang bernama KMHD ini.
Permasalahan pertama adalah kondisi internal KMHD itu sendiri, ada beberapa hal yang menjadi permasalah dalam internalnya, sepanjang apa yang saya ketahui ada tiga yaitu :
1. Keanggotaan
Sebuah organisasi memerlukan anggota untuk menjalankan setiap kegiatan organisasinya, demikian juga dengan KMHD, pastinya memerlukan orang-orang yang aktif untuk “mengurusi” KMHD. Hindu yang merupakan “minoritas” memberikan keterbatasan jumlah keanggotaan dalam KMHD itu sendiri, kemudian lebih diperparah lagi oleh adanya keengganan untuk berorganisasi. Banyak factor yang menyebabkan adanya keengganan ini, salah satunya karena, kejogja tentunya untuk kuliah dong…khan kita tidak pernah dititipi pesan oleh orang tua “selain kuliah, jangan lupa ber-KMHD ya!!!”. Selain itu keengganan juga datang dari ketidak nyamanan anggotanya ketika sudah berada di dalam “tubuh” KMHD itu sendiri. Coba kita bertanya berapa perbandingan anatara jumlah mahasiswa hindu yang ada di sebuah universitas dengan jumlah mahasiswa yang “aktif” dalam KMHD universitas tersebut?.
2. Sistem organisasi
Tidak jelas!!!, itu barangkali yang akan kita jawab ketika ditanyakan, seperti apa sih sistem ke organisasian dalam KMHD itu?. Kejelasan sistem organisasi ini maksudnya adalah : adakah kejelasan dasar didirikannya KMHD ini(adakah anggaran dasar atau anggaran rumah tangganya)?, bagaimana syarat menjadi anggotanya?, siapa saja yang menjadi anggotanya?, apa yang menjadi kegiatan utama organisasi itu? dan yang paling penting adalah out put yang diharapkan dari adanya KMHD ini apa?. Ada ketidakjelasan apa yang ingin dicapai ketika seseorang telah aktif di KMHD, sehingga tolak ukur keberhasilan oraganisasi menggembleng anggotanya tidak dapat dinilai.
3. Pemimpin
Pemimpin adalah sosok sentral yang ada dalam setiap organisasi, pemimpin adalah orang yang “hanya” bergerak dalam tataran pengambilan keputusan dan mempertanggungjawabkan apa yang menjadi agenda organisasinya. Apa yang terjadi pada para pimpinan KMHD di masing-masing universitas? Ada kalanya sang ketua harus “merayu” anggotanya untuk mau bekerja, dan bila tidak mau, maka dia pun harus turun langsung mengerjakan hal tersebut. Sudah harus bertanggung jawab, ditambah turun langsung bekerja, tidak salah kiranya ketika mencari seorang ketua KMHD akan menjadi sangat sulit.

Secara eksternalnya ada beberapa permasalahan diantaranya adalah :
1.Tidak adanya hubungan secara organisasi antar KMHD yang ada di jogja. Bukan bermaksud untuk membuat organisasi KMHD se-Jogja, tapi setidaknya diadakan pertemuan bulanan atau tiga bulanan antar KMHD. Sehingga terdapat sebuah komunikasi yang efektif dan saling pengertian, yang pada akhirnya akan dapat menghindarkan dari tumpang tindihnya setiap kegiatan dari masing-masing KMHD di Jogja.
2. Kurangnya komunikasi dengan organisasi kepemudaan Hindu lainnya, seperti KMHDI, FMHDI, PERADAH dll. Kita (KMHD) dapat belajar banyak tentang organisasi dari beberapa organisasi ini, yang nota bena sudah berskala Nasional. Hal lainnya adalah perlunya dijalin sebuah komunikasi dan kerjasama dengan bapak-bapak kita di PHDI Jogjakarta, dan saudara-saudara kita yang aktif dalam perkumpulan pemuda di masing-masing pura yang ada di Jogja.
Sebenarnya permasalahan terbesar yang dihadapi oleh masing-masing KMHD yang ada di Jogja adalah meyakinkan “diri” apakah KMHD itu organisasi ataukah hanya sebatas wadah kumpul-kumpul saja?. Ketika KMHD adalah sebuah organisasi maka tulisan ini dapat menjadi kompeten terhadapnya, akan tetapi ketika KMHD yang teman-teman ikuti hanya sebatas kumpul-kumpul saja, maka tulisan ini tidak ada kompetensinya bagi KMHD itu sendiri.
Ada banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh semua KMHD yang ada di Jogaja, untuk menuju pada sebuah organisasi yang lebih baik. Menampilkan permasalahan yang dihadapi ini, bukan bermaksud membuat teman-teman yang bekerja keras dalam KMHD menjadi patah semangat, tapi ini sebuah tantangan!!. Tantangan haruslah dijawab oleh para pemuda, bukankah pemuda itu suka akan tangtangan?.
Terkadang saya memimpikan, suatu saat KMHD akan menghasilkan pemimpin-pemimpin Hindu yang matang dalam organisasi dan pintar dalam ke Ilmuannya, sehingga bisa mempersembahkan sebuah karya nyata dan berbakti kepada Ibu Pertiwi tercinta. Bukankah kita belum pernah mempunyai seorang Presiden dari kalangan Hindu??, mungkin ini sebuah mimpi tapi bukankah “sebuah keberhasilan adalah mimpi yang diterjemahkan dengan cara bekerja keras”.
Vande Mataram -Giri-

Laksana Widya Bhasya


"Sisya...!!!" "Kumpul...!!" . "Sisya...." "Sukses"
“Sisya…” terdengar ketua panitia mengucapkan kata sandi, dan di jawab serentak oleh para peserta dengan kata “Kumpuullll …” itulah sebagian ucapan yang mengiringi acara Laksana Widya Bhasya yang dilaksanakan pada tanggal 23-25 September 2006 lalu. Acara tahunan yang telah kesekian kalinya digelar ini bertujuan untuk memerikan materi agama Hindu kepada siswa SD-SMU mengingingat tidak semua siswa mendapat pelajaran agama Hindu dengan baik di sekolahnya. Selain itu acara yang digelar di Pura Jagatnatha Banguntapan ini juga bertujuan untuk memberei sentuhan cara berbeda dalam mendalami materi pelajaran agam Hindu kearena sistem pendidikan di sekolah saat ini cenderung dilakukan dengan cara teoritis dimana para guru menjelaskan dan siswa hanya mendengarkan sehingga seringkali siswa menjadi bosan sementara sentuhan penghayatan dan pengamalannya sangat kurang , padahal sentuhan-sentuhan aspek sosial, emosional dan sepiritual justru sangat dibutuhkan untuk mencapai pengembangan kepribadian yang utuh.
Melihat dari makna katanya, Laksana berart perilaku,yang baik, Widya berarti ilmu pengetahuan, Bhasya berarti besar/Tuhan, jadi prioritas pelaksanaan LWB ini adalah laksana/praktek prilaku yang baik secara langsung.
Dalam pelaksanaannya siswa tidak hanya dijejali materi agama secara teoritikal, materi agama juga disisipkan dalam berbagai kegiatan seperti membuat kuangen, daksina, lomba baca sloka, cerdas cermat, diskusi dan presentasi tentang materi agama, nonton film Ramayana dll. Mereka diajak mengikuti permaianan yang mengandung makna toleransi, solidaritas, kerjasama, kesabaran,ketelitian dan ketekunan serta melatih rasa percaya diri dalam menyampaikan pendapat dalam suatu forum diskusi. Dilaksanakan juga materi untuk mengasah kreatifitas dan seni seperti Tari, seni rupa, Dharma gita dan Kecak.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, susunan kepanitiaan LWB tahun ini tidak hanya didominasi oleh para orang tua, tahun ini panitia juga melibatkan mahasiswa dari beberapa KMHD di Jogja seperti UNY , UGM, ISI, UKDW, UPN bahkan acara dibantu pula para remaja Hindu yang tergabung dalam kelompok rohani tertentu seperti Sai Study Group, Ashram Gandhi, Asrama Bali dan Full House. Mereka sebagian besar dilibatkan menjadi pendamping siswa yang di bagi menjadi beberapa kelompok.
Secara keseluruhan LWB kali ini sangat sukses, tercatat 182 siswa SD-SMA mengikuti acara ini. Bapak Wayan Dharmayana selaku ketua panitia menyatakan keberhasilan yang dicapai pada pelaksaanan LWB tahun ini tidak lepas dari kerja sama yang baik antara panitia inti, Pesraman Widya Dharma, pendamping, orang tua, seluruh siswa yang menjadi peserta serta dukungan dari Parisadha , Bimas, dan guru agama Hindu di wilayah Jogjakarta. Hingga tidak berlebihan jika pada laporan penutupannya ketua panitia memekikan kata “Sisya … “ . Dan dijawab serempak seluruh siswa dan hadirin dengan kata “Sukses…”.
Meskipun demikian harus diakui masih terdapat beberapa hal yang mesti diperbaiki untuk lebih suksesnya pelaksanaan LWB di tahun-tahun mendatang.

Monday, October 02, 2006

Putus cinta

Pada suatu hari, mantan covergirl majalah ANEKA satwa th 2005, Diah Sosro Mardoyo (25), menderita sakit hati stadium 4. Penyakit ini dideritanya semenjak mengetahui sang kekasih lebih memilih hati yang lain.... oh kejamnya dunia.
Kesedihan yang berlarut-larut ini membawanya bertemu dengan Gharukhan, seorang guru spiritual di daerah pinggiran selokan yang menghubungkan kali Opak dan kali Code. Dan berikut adalah isi dari percakapan antara guru dan murid.
Guru : wahai anakku yang cantik jelita, pasti engkau sedang mengalami hari-hari yang menyedihkan ????
Sang murid pun terkejut, karena sang guru bisa mengetahui isi hatinya.
Murid : benar guru, tapi bagaimana guru bisa tahu isi hatiku?????
Guru : Yaiyalah.... mana mungkin engkau datang kemari untuk mendiskusikan soal matematika atau fisika, pasti engkau mencari seorang guru private bukannya guru spritual.
“Masuk akal juga”.....kata sang murid dalam hati.dan percakapan berlanjut...........
Murid : “Guru, tolonglah saya separuh hidup saya terasa mati semenjak Doi meninggalkan saya.. (sambil menangis terisak-isak). Apa yang saya harus lakukan sekarang untuk melupakan kesedihan ini segera mungkin???”
Guru : “Mudah sekali anakku. Bunuh diri aja kale yeeee..... !“
Murid pun terbelalak dan menyesal datang ke tempat yang salah, sambil berkata dalam hati ? “Andai aku mau bunuh diri, itupun setelah aku membunuh guru ini tentunya. Dasar guru yang aneh?.”
Melihat muridnya kebingungan sang guru pun tersenyum dengan manisnya, dan mulai menjelaskan maksudnya.
Guru : “Anakku tampaknya engkau belum memahami apa yang ku ucapkan. Engkau tau mengapa Superman gak kawin dengan wonderwomen ????”
Murid: “Tidak tahu guru” (sambil mengelus-elus dengkul dan berpikir keras)
Guru : “Ya karena mereka emang gak jodoh.”
Murid: Gubraak...!@#$%^&*, “Tapi......... guru saya bolehkah saya memberikan jawaban yang lebih logis.”
Guru : “Katakanlah anakku.
Murid : “Mugkin woderwomen sudah sadar kalo superman itu bego, buktinya pake CD diluar. Mana ada cewek yang suka ama COWOK BEGO....”
Kini giliran sang guru yang mengelus dengkulnya seraya berkata dalam hati ? “masuk akal juga ya.........?” dan sedikit tersinggung tentunya.....
Guru : Baiklah anakku sebaiknya kita kembali ketopik awal pembicaraan kita, sebelum kita menghabiskan banyak space di buletin keren ini.
Murid : “Yeeeee. bukanya nyadar dari tadi kek. Teruskan guru....”
Guru : Anakku sadarkah. Bahwa tidak ada yang kekal dan abadi didunia ini. Begitu juga Cinta kadang datang tak diundang, pergi pun tidak diantar.
Murid : !@#$%^&!@..............., Guru itu cinta ato jelangkung sih?????.
Guru : “ya beda-beda tipis lah..... Dengarkanlah anakku, ingatkah engkau apa yang dinyanyikan om BOB ?saying don?t worry about the thing, cause everything is gonna be all right? atau seperti kata om Chrisye “badai pasti berlalu”. Oleh karena itu untuk apa engkau harus terlarut dalam kesedihan ini yang membuat hari-hari terasa suram”
Murid : “Tetapi guru, aku sangat mencintainya dan aku tidak dapat hidup tanpa dirinya. .... aaauuuuuuuu3x..”
Guru : “Engkau sedang menangis atau menggongong anakku???”
Murid : “Ya beda-beda tipislah guru.....”
Guru : Gubrak.....!@@$#%!^@*! . “Mulai sekarang anakku yakinkalah dirimu, jika dia bukan untukmu untuk apa kau paksakan. Jika engkau benar-benar menyayangi dia, relakan dia bahagia dengan wanita yang dipilihnya. Karena cinta tak pernah memiliki. Semua yang ada didunia ini adalah milik-NYA begitupula, jodoh, harta, hidup dan mati . Tidak sehelaipun daun yang jatuh dari pohonya jika bukan karena kehendak-NYA. Just Keep on Pray and Try.... Demikianlah yang dapat guru sampaikan, semoga dapat memberimu sedikit pencerahan. Dan kejadian ini membuatmu lebih dekat dengan-NYA. Jadikanlah Dia cahaya dalam gelapmu, Kekuatan dalam lemahmu. Sehingga setetes air mata duka ini menjadi berjuta air mata kebahagian.
Murid : Saya mohon diri, dan saya ucapkan terima kasih atas bimbinganya.”
Guru : You are welcome, eiitttttt, ada pesan yang tak kalah pentingnya
Murid : Katakanlah guru, saya akan berusaha mematuhinya
Guru : Putus cinta... Makan Ati??? Apapun makananya, minumanya Teh botol Sastro......
Murid : !@$#%^&*()(*&^%$, “ korban iklan banget, please deh ih.... “

Semua kisah, adegan, cerita, nama tokoh, adalah fiktif belaka. Semoga cerita ini dapat menciptakan damai di hati, damai di dunia dan damai selama-lamanya.

UCUL
uculajus@yahoo.com
sept 2006

Nyadran


Memasuki bulan Ruwah (arwah) orang Jawa biasanya melaksanakan kegiatan yang disebut dengan Nyadran. Nyadran merupakan upacara untuk mengirim doa Kepada arwah para leluhur. Berbagai sesaji disiapkan dan tak ketinggalan ketan, kolak, apem sebagai simbul permohonan ampuna dan ketentraman bagi para leluhur. Sesaji itu juga bermakna sedaya kelepatan kulu suwunaken pangapunten (segala kesalahan kami mohonkan maaf). Mereka datang ke makam-makam leluhur untuk melakukan ziarah dan tabur bunga.
Selasa Paing, 12 September 2006, sekitar 200 orang umat Hindu berkumpul di halaman parker Pura Jagatnata Banguntapan melakukan doa Atmawedana dalam rangka Nyadran. Upacara Nyadran sebenarnya sudah ada sejak jaman Majapahit (sebelum Masuknya Islam). Nyadran yang dilakukan setiap bulan Ruwah menjadi sebuah tradisi yang dilakukan secara turun temurun oleh berbagai agama di Jawa. Nyadran dilakukan sebagai wujud Bakti kita kepada leluhur (pitra Yadnya) Nyadran sendiri diambil dari kata “Sraddha”(keyakinan).
Doa Atmawedana yang diselenggarakan oleh PHDI Kecamatan Banguntapan selain untuk mendoakan arwah leluhur juga dilakukan untuk memohon kerahayuan Buana Agung dan Buana Alit sebagai peningkatan sradha dan Bakti, seperti tema doa bersama pada malam itu “Dengan Doa Puji Syukur, Kita Tingkatkan Pengamalan Panca Sradha” menurut ketua panitia Bapak Iskak Tupang BM, kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap bulan Ruwah. Hanya saja baru kedua kalinya dilaksanakan dihalaman parkir Pura Jagatnatha. Sebelumnya Nyadran dilakukan dirumah-rumah umat Hindu di Banguntapan secara bergiliran. Lingkupnyapun sekarang lebih diperluas dengan mengundang umat Hindu dari daerah lain di Jogja, jadi tidak hanya umat Hindu di Banguntapan saja.
“Semoga kegiatan ini akan terus lestari dan terus dilakuan dari generasi ke generasi” tutur Pak Iskak berharap.
-Isdwi PMHD-