JAYAPANGUS WEB

JAYAPANGUS merupakan media komunikasi muda Hindu. diterbitakn sejak akhir januari 2006 oleh KMHD ISI Yogyakarta. hubungi kami di: E-mail: red_jayapangus@yahoo.co.id phone :08175495575

Saturday, March 10, 2007

Jaman Greastha bukan jaman Poligami

Sebelum kita membahas poligami yang sesungguhnya, mari kita cerna pikiran yang saya renungkan ini, selama sang pria menikahi satu orang sang istri, itu tetap status sosialnya monogami. Ketika sang pria ingin memiliki istri yang kedua, selama belum diketahui sang istri pertama itu BUKAN poligami, itu masih dalam tingkat perselingkuhan ( Istri Simpanan yang jelas status sosialnya berbeda ) , dan jelas perselingkuhan itu DILARANG agama manapun. Nah...untuk menghindari perselingkuhan dan menghindari masalah terhadap agama, lingkungan dan nama baik, mau ga mau harus dinikahi dengan status sosial yang sama antara sang istri I dan sang istri II, dan secara otomatis istri pertama harus mengetahuinya. Berapa banyakpun mereka punya istri simpanan maka itu bukan poligami.
Namanya juga Zaman, semua berharap ditempatkan dalam kedudukan sama ADIL, yang menjadi pertanyaan adalah: kapan kita bisa menyamakan kedudukan kita?, kalau memang bisa, setiap orang pasti dapat menerima poligami, semua terasa adil jika dapat yang sama, jangan melihat dari siapa yang pertama memiliki, jika yang pertama merasa sama berarti tidak masalah kan???? jika masih menganggap itu tidak sama atau tidak adil berarti anda tidak bisa
menyamakan kedudukan, karena anda sendiri tidak mau disamakan ( adil )”di dalam pikiran logika”.
Kita sebagai generasi Hindu baik itu purusa maupun pradana, memiliki kedudukan yang sama di hadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa, dan memiliki tangga hidup yang sudah disediakan yaitu:
1.Barhmacari, ( masa menuntut ilmu/Belajar )
2.Greastha, ( Berumah Tangga )
3.Wanaprastha ( mengasingkan diri ke tempat tertentu demi ketenangan jiwa. Bisanya pergi kehutan,namun sekarang hutan dah kian habis, jadi lebih baik mencari cara agar keterikatan keduniawian bisa dilepas.)
4.Biksuka.

Jika kita masih terikat keduniawian maka kita akan terus berkutat dengan kedudukan sosial yang yang tidak akan ada habisnya. Jadi seberapa pengabdian kita kepada masa greastha itulah karma kita. http://id.wikipedia.org mendifinisikan “Baik poligimi maupun poliandri dilakukan oleh sekalangan masyarakat Hindu pada zaman dulu. Hinduisme tidak melarang maupun menyarankan poligami. Pada prakteknya dalam sejarah, hanya raja dan kasta tertentu yang melakukan poligami”. Dalam histories ini kita dapat lihat para istri para raja atau kasta tidak pernah meributkan masalah kedudukan sosial jadi mereka dipandang sama, jadi mana ada di tahun 99 orang meributkan poligami, kalau ada itupun jarang karena apa, karena mereka bisa menempatkan hatinya pada kedudukan yang sama, sehingga mereka merasa adil-adil saja.
Ingat kita sebagai Generasi Hindu Tidak usah masuk terlalu dalam, membahas orang lain yang ribut hanya karena kedudukan sosial. Itu kehidupan pribadi mereka yang perlu kita hormati. Jika anda merasa rugi dengan mereka rebut, silahkan ajukan ke pengadilan!! Jangan sampe ribut dengan teman atau saudara.
Tulisan: kalu