JAYAPANGUS WEB

JAYAPANGUS merupakan media komunikasi muda Hindu. diterbitakn sejak akhir januari 2006 oleh KMHD ISI Yogyakarta. hubungi kami di: E-mail: red_jayapangus@yahoo.co.id phone :08175495575

Friday, October 06, 2006

KMHD, organisasi atau Perkumpulan


Berbicara masalah organisasi kepemudaan Hindu di daerah Jogja, kita tidak akan lepas dari peranan organisasi kepemudaan yang dinamakan KMHD (Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma). KMHD ini ada dan terbentuk di dalam setiap lingkungan universitas yang ada di Jogja. Tentunya terbentuknya KMHD ini berdasarkan atas adanya persamaan yang dirasakan oleh anggotanya, yaitu sama-sama Mahasiwa dan beragama Hindu. Sebenarnya hal yang paling mendasar kenapa KMHD itu terbentuk adalah naluri alami manusia, dimana setiap manusia ingin hidup berkelompok dan berkomunitas. Ketidakmampuan manusia untuk hidup sendiri ini, dikarenakan oleh adanya keinginan setiap personal manusia untuk berbagi, dan dalam lingkungan KMHD ini kita bisa berbagi tentang banyak hal, terutama masalah-masalah keHinduan.
Dalam perjalanan selanjutnya, organisasi kepemudaan yang bernama KMHD ini dalam perkembangannya tentu saja mengalami permasalahan yang kemungkinan timbul, baik secara internal KMHD itu sendiri, maupun hubungannya dengan eksternal. Saya bukan orang yang kompeten untuk berbicara tentang sejarah KMHD, kapan terbentuknya? dan lain-lainnya. Dari pengalaman saya sempat aktif dalam salah satu KMHD, saya pendapatkan sedikit pelajaran berharga dalam berorganisasi, dan sedikit tidaknya mengenali apa yang menjadi permasalahan yang mungkin dihadapi oleh organisasi yang bernama KMHD ini.
Permasalahan pertama adalah kondisi internal KMHD itu sendiri, ada beberapa hal yang menjadi permasalah dalam internalnya, sepanjang apa yang saya ketahui ada tiga yaitu :
1. Keanggotaan
Sebuah organisasi memerlukan anggota untuk menjalankan setiap kegiatan organisasinya, demikian juga dengan KMHD, pastinya memerlukan orang-orang yang aktif untuk “mengurusi” KMHD. Hindu yang merupakan “minoritas” memberikan keterbatasan jumlah keanggotaan dalam KMHD itu sendiri, kemudian lebih diperparah lagi oleh adanya keengganan untuk berorganisasi. Banyak factor yang menyebabkan adanya keengganan ini, salah satunya karena, kejogja tentunya untuk kuliah dong…khan kita tidak pernah dititipi pesan oleh orang tua “selain kuliah, jangan lupa ber-KMHD ya!!!”. Selain itu keengganan juga datang dari ketidak nyamanan anggotanya ketika sudah berada di dalam “tubuh” KMHD itu sendiri. Coba kita bertanya berapa perbandingan anatara jumlah mahasiswa hindu yang ada di sebuah universitas dengan jumlah mahasiswa yang “aktif” dalam KMHD universitas tersebut?.
2. Sistem organisasi
Tidak jelas!!!, itu barangkali yang akan kita jawab ketika ditanyakan, seperti apa sih sistem ke organisasian dalam KMHD itu?. Kejelasan sistem organisasi ini maksudnya adalah : adakah kejelasan dasar didirikannya KMHD ini(adakah anggaran dasar atau anggaran rumah tangganya)?, bagaimana syarat menjadi anggotanya?, siapa saja yang menjadi anggotanya?, apa yang menjadi kegiatan utama organisasi itu? dan yang paling penting adalah out put yang diharapkan dari adanya KMHD ini apa?. Ada ketidakjelasan apa yang ingin dicapai ketika seseorang telah aktif di KMHD, sehingga tolak ukur keberhasilan oraganisasi menggembleng anggotanya tidak dapat dinilai.
3. Pemimpin
Pemimpin adalah sosok sentral yang ada dalam setiap organisasi, pemimpin adalah orang yang “hanya” bergerak dalam tataran pengambilan keputusan dan mempertanggungjawabkan apa yang menjadi agenda organisasinya. Apa yang terjadi pada para pimpinan KMHD di masing-masing universitas? Ada kalanya sang ketua harus “merayu” anggotanya untuk mau bekerja, dan bila tidak mau, maka dia pun harus turun langsung mengerjakan hal tersebut. Sudah harus bertanggung jawab, ditambah turun langsung bekerja, tidak salah kiranya ketika mencari seorang ketua KMHD akan menjadi sangat sulit.

Secara eksternalnya ada beberapa permasalahan diantaranya adalah :
1.Tidak adanya hubungan secara organisasi antar KMHD yang ada di jogja. Bukan bermaksud untuk membuat organisasi KMHD se-Jogja, tapi setidaknya diadakan pertemuan bulanan atau tiga bulanan antar KMHD. Sehingga terdapat sebuah komunikasi yang efektif dan saling pengertian, yang pada akhirnya akan dapat menghindarkan dari tumpang tindihnya setiap kegiatan dari masing-masing KMHD di Jogja.
2. Kurangnya komunikasi dengan organisasi kepemudaan Hindu lainnya, seperti KMHDI, FMHDI, PERADAH dll. Kita (KMHD) dapat belajar banyak tentang organisasi dari beberapa organisasi ini, yang nota bena sudah berskala Nasional. Hal lainnya adalah perlunya dijalin sebuah komunikasi dan kerjasama dengan bapak-bapak kita di PHDI Jogjakarta, dan saudara-saudara kita yang aktif dalam perkumpulan pemuda di masing-masing pura yang ada di Jogja.
Sebenarnya permasalahan terbesar yang dihadapi oleh masing-masing KMHD yang ada di Jogja adalah meyakinkan “diri” apakah KMHD itu organisasi ataukah hanya sebatas wadah kumpul-kumpul saja?. Ketika KMHD adalah sebuah organisasi maka tulisan ini dapat menjadi kompeten terhadapnya, akan tetapi ketika KMHD yang teman-teman ikuti hanya sebatas kumpul-kumpul saja, maka tulisan ini tidak ada kompetensinya bagi KMHD itu sendiri.
Ada banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh semua KMHD yang ada di Jogaja, untuk menuju pada sebuah organisasi yang lebih baik. Menampilkan permasalahan yang dihadapi ini, bukan bermaksud membuat teman-teman yang bekerja keras dalam KMHD menjadi patah semangat, tapi ini sebuah tantangan!!. Tantangan haruslah dijawab oleh para pemuda, bukankah pemuda itu suka akan tangtangan?.
Terkadang saya memimpikan, suatu saat KMHD akan menghasilkan pemimpin-pemimpin Hindu yang matang dalam organisasi dan pintar dalam ke Ilmuannya, sehingga bisa mempersembahkan sebuah karya nyata dan berbakti kepada Ibu Pertiwi tercinta. Bukankah kita belum pernah mempunyai seorang Presiden dari kalangan Hindu??, mungkin ini sebuah mimpi tapi bukankah “sebuah keberhasilan adalah mimpi yang diterjemahkan dengan cara bekerja keras”.
Vande Mataram -Giri-

0 Comments:

Post a Comment

<< Home