JAYAPANGUS WEB

JAYAPANGUS merupakan media komunikasi muda Hindu. diterbitakn sejak akhir januari 2006 oleh KMHD ISI Yogyakarta. hubungi kami di: E-mail: red_jayapangus@yahoo.co.id phone :08175495575

Monday, March 19, 2007

BELUM SAATNYA


Siang itu, hujan yang mulai membasahi Jogja membuat suasana tidak sepanas biasanya, di sebuah rumah kontrakan yang dari luar terlihat sepi, ternyata didalamnya terdapat sepasang muda-mudi yang terlibat dalam diskusi yang menegangkan .
Memang agak aneh Sri dan Bagus yang dikenal sebagai sepasang kekasih yang sama-sama cengengesan dan kekanak-kanakan tiba-tiba bisa berdiskusi seserius itu.
Ternyata perdebatan ini dimulai saat Bagus yang tiba-tiba ingin mengajak Sri melakukan hubungan layaknya sepasang suami istri, walaupun mereka telah berpacaran selama hampir 4 tahun tapi selama ini mereka masih mempertahankan komitmen untuk saling menjaga dan menahan diri untuk tidak berbuat sesuatu yang di larang oleh agama.
Sri : “Saya benar-benar tidak menyangka kalau bli Bagus meminta hal itu, bukankah kita sudah sepakat akan melakukan itu kalau kita sudah menikah?”
Bagus : “ tapi Sri, kita kan sudah pacaran cukup lama, orang tua kita sudah sama-sama setuju, semua teman-teman kita juga sudah tau, apa salah kalau sekarang aku meminta yang agak lebih dari kamu?”
Sri : “Bli, kita memang sudah direstui orang tua, tapi apakah bli lupa dengan janji bli ke orang tuaku bahwa bli akan menjaga Sri sampai kita kembali lagi ke kampung dengan gelar sarjana. Sri takut kita pulang bukan bawa ijasah tapi bawa gelar MBA (nikah karena kecelakaan)”
Bagus : “Aku ingat Sri, tapi kemarin bli dikatakan kuno dan munafik karena bilang belum pernah berhubungan ma kamu, parahnya lagi teman-teman bli menganggap bahwa kita malah sudah sering melakukannya selam kita pacaran ini”
Sri :” Bli jangan dengarkan kata orang yang ingin merusak kesucian cinta kita, biarlah mereka berfikiran negative yang penting kita tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama.
Bagus : “ Tapi Sri kalau dipikir-pikir apa sich salahnya kalo kita melakukannya sekarang, memangnya agama kita melarang ya, ada slokanya gak? Lagipula berhubungan intim itu kan juga kebutuhan biologis yang harus dipenuhi.”
Sri : “ Masalah sloka Sri tidak tau, tapi yang jelas sebelum kita resmi menikah kita diharapkan tidak melakukan hal tersebut, Sri pernah baca buku Hindu yang menyatakan bahwa sebaiknya hubungan seks itu dilakukan dengan syarat: Waktu yang tepat (bukan panglong dan purnama, saat istri tidak datang bulan), tempat yang tepat (bukan tempat umum, pura dll), orang yang tepat( istri/suami sah). Mungkin ada lagi syarat lainnya yang Sri tidak ingat. Apa bli juga lupa kalo di Hindu ada masa Greastha Asrama atau masa berumah tangga, sementara kita masih berapada pada masa Brahmacarya Asrama. Jadi saat ini tugas kita adalah belajar. Termasuk belajar mengendalikan diri.
Bagus :”Jadi berhubungan seks diluar nikah itu salah ya….??”
Sri : “Masalah salah atau benar Sri tidak berani menentukan, tapi bukankah dulu diawal kita pacaran bli katanya pernah dinasehati kakek bli di Bali?
Bagus : “ O..iya…dulu kakek bli bilang begini, “jaga diri baik-baik, anggaplah wanita yang menjadi pacarmu seperti buah yang belum matang, kalau memang sangat tertarik dengan buah tersebut kamu boleh lihat , boleh pegang, boleh cium baunya, TAPI jangan sekali-kali kamu makan karena belum matang dan bias menimbulkan penyesalan”
Sri : “ Nah itu beli masih ingat. Anggap aja Sri buah yang nantinya akan sangat manis, namun saat ini belum matang dan masih banyak getah yang justru bisa meracuni bli. Lagi pula bli, kita kan sudah hampir 4 tahun pacaran, bli dan Sri juga sebentar lagi tamat, setelah itu kalau bli mau melamar, Sri mau kok jadi istri bli dan apapun yang bli inginkan dari Sri pasti Sri beri”
Bagus : “Wah…kamu memang wanita yang mulia, maafkan atas kekeliruan bli tadi ya, bli janji akan tetap menjaga Sri dan segera tamat agar kita bisa segera melaksanakan Swadharma kita selanjutnya di masa Greastha.”

-KoMing Kem-